Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Kebijaksanaan Untuk Hidup yang Lebih Panjang

Kebijaksanaan Untuk Hidup yang Lebih Panjang
“If we take care of nature, nature will take care of us”, ”we’ve come this far because we are the smartest creatures that have ever lived. But, to continue, we require more than intelligent. We require wisdom.” 
Setidaknya dua kalimat itu meninggalkan bekas dan kesan yang berbeda dalam benak saya. Meskipun sebenarnya, seluruh pernyataan David harus benar-benar diresapi. 

Dokumenter ini adalah pernyataan kesaksian David Attenborough, pria berumur 93 tahun yang telah menjelajahi tempat-tempat liar di dunia. 

David adalah seorang penyiar dan sejarawan alam asal Inggris. Ia telah berkarier selama hampir seluruh hidupnya untuk mengeksplorasi alam. Mungkin karyanya sebagai narrator dalam Blue Planet dan Life on Earth tidak akan mudah untuk dilupakan.

David Attenborough: A Life On Our Planet menyampaikan kepada kita tentang bagaimana perencanaan buruk dan kesalahan manusia akan alam sedang berlangsung setiap hari, nyaris tanpa diketahui.

Proses pembentukan seluruh spesies yang ada di dunia saat ini berlangsung selama milyaran tahun. 

Setiap akhir dari masanya, lahir spesies-spesies yang unik, sulit dan nyaris sempurna. Namun, selama masa pembentukannya, kepunahan massal terjadi dalam kurun waktu setiap sekitar 100 juta tahun.

Dalam sejarah kehidupannya yang berumur empat milyar tahun, telah terjadi lima kali kepunahan massal. 

Kepunahan dinasurus adalah yang terakhir, saat 75% dari seluruh spesies yang ada di bumi punah. Lalu 65 juta tahun setelah kepunahan dinasaurus, sampailah pada kehidupan yang kita jalani saat ini. Dimana manusia melakukan kesalahan-kesalahan, hari demi hari, nyaris tanpa diketahui dan disadari.

Manusia saat ini merubah keanekaragaman hayati menjadi monokultur. Padahal, setiap spesies di bumi saling berkaitan, saling membutuhkan dan saling bergantung untuk kelangsungan hidup dan stabilitas bumi. 

Pada tahun 1937, hutan belantara masih 66% dari seluruh total daratan saat populasi manusia sebesar 2,3 milyar. Hingga tahun 2020, hanya tersisa 35% dengan populasi manusia sebesar 7,8 milyar.

Tanpa disadari, manusia saat ini memicu bencana dan kepunahan. Dulu, dibutuhkan satu juta tahun aktivitas vulkanik untuk mengeruk cukup banyak karbon dari dalam bumi untuk memicu bencana.

Bayangkan industry saat ini, yang membutuhkan pembakaran organisme hidup seperti batu bara dan minyak, melepaskan karbon dioksida ke atmosfer berhasil membuat bumi lebih panas dan memicu bencana dalam kurun waktu lebih cepat 200 tahun. Dua kali lipat lebih mendatangkan bencana.

Dokumenter ini tidak dibuat hanya untuk menakut-nakuti tanpa solusi. 

David selain memberikan pernyataannya tentang kerusakan alam yang sedang dan terus terjadi, ia juga memberikan solusi bagaimana cara manusia menjalani hidup selaras dan bersama dengan alam, bukan melawannya. 

Ia memberikan analogi manusia zaman dahulu yang berburu dan mengambil sesuai dengan kebutuhannya, sebagaimana manusia saat ini harus memperlakukan hal itu pada alam.

Meski, ada dua kutub polemik yang menjadi pernyataan besar bagi saya. Yaitu adanya covid-19 adalah langkah alam untuk mengurangi populasi manusia, sehingga alam menjadi tumbuh dan mampu memberikan keseimbangan. 

Namun, hal itu dipukul telak oleh UU Omnibus Law yang berdampak pada pembukaan dan perambahan lahan baru. Artinya, alam akan kembali harus berjuang untuk memberikan keseimbangannya.

Bagi saya, prinsip kita menjaga alam, maka alam akan menjaga kita tidak bisa ditawar menawar. 

Manusia adalah makhluk yang paling cerdas di bumi. Namun, kecerdasan jika tidak dibarengi kebijaksanaan maka akan melahirkan bencana. 

Seperti alam, hewan dan tumbuhan yang sedang menghadapi bencana akibat perbuatan manusia. Maka, yang kita butuhkan tidak cukup hanya kecerdasan, butuh kebijaksanaan. Karena tidak ada tempat tinggal lain, selain bumi yang kita duduki saat ini. 

Judul Film     : David Attenborough: A Life On Our Planet
Pemeran        : David Attenborough
Genre          : Dokumenter
Durasi         : 1 jam 23 menit
Sutradara      : Allastair Fothergill, Jonnie Hughes, Keith Scholey
Produser       : Jonnie Hughes
Tanggal Rilis  : 4 Oktober 2020 (Netflix)
 

Penulis: Journalist Magang/Awla Rajul