Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Kisah Perjuangan Mukhlis, Kepala SDN 3 Ulim dalam Meraih Finalis Penghargaan GTK Dikmen Diksus Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif dan Inspiratif Tingkat Nasional 2020

Menjelang magrib, di sudut Kota Meureudu, Pidie Jaya sembari menikmati mie caluek lapangan dan secangkir arabika Tangse bersama pak Doto Istiarsyah Iskandar, seorang Kepala Sekolah Muda SLB Vokasional Muhammadiyah Bireuen dan beliau juga merupakan praktisi disablitas dan pendidikan inklusif.

Kisah Perjuangan Mukhlis, Kepala SDN 3 Ulim dalam Meraih Finalis Penghargaan GTK Dikmen Diksus Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif dan Inspiratif Tingkat Nasional 2020

Kami berdiskusi liar hingga mengkerucut tentang persoalan-persoalan pendidikan, khususnya fenomena keadaan pendidikan di masa pandemic Covid-19.

Banyak konsep yang beliau sampaikan mulai dari teoritis, praktik hingga implikasi yang diharapkan. 

Dari sekian banyak konsep dan teori yang beliau sampaikan untuk menjawab berbagai persoalan pendidikan, ada sebuah strategi yg beliau kemukakan dan mensugesti saya untuk mendalami nya.

"Jika kita bahas tuntas sekarang  saya harus bermalam lagi disini" tukas beliau, dan ini sebagai sebuah kode pembahasan harus segera dihentikan". 

Saya menarik nafas panjang, ada luapan kecewa karena saya belum menggali lebih dalam untuk memahami konsep yg beliau kemukakan. Namun saya juga harus memahami azan magrib akan menjelang dan diskusi harus diakhiri.

"Ini saya kirim artikel nanti dibaca. Ada 3 artikel namun semuanyaa dalam bahasa Inggris" kata nya sambil berkemas untuk beranjak. 

Punah harapan ku, aku menggeruru dalam hati, namun berusaha menutupi perasaanku yang sesungguhnya saat itu.

Sesampai dirumah, saya buka artikel dan memahami kata perkata hingga perkalimat, dan esok nya saya saya hub pak doto terkait ada beberapa konsep yang belum mampu saya pahami, dengan sabar beliau membimbing dan menuntun saya untuk menguasai teori teori yang ada dalam artikel tersebut.

Setelah benar benar saya pahami artikel tersebut saya langsung menyampaikan kepada ketua APSI Isfandiar dan konsultan pendidikan di Disdik Pijay, Mashadi Wvi selaku tim pembimbing penulisan karya Ilmiah Disdik Pijay.

Mereka merespon positif dan mulai mendikte  apa apa yang harus saya lakukan, tentunya semua itu menguras tenaga dan fikiran saya. 

Belum lagi dalam waktu bersamaan  saya mesti perang konsep dengan Konsultan, beliau benar-benar berhasil mereduksi ide ide salah saya, dan beliau berhasil menguasai psikologis saya pada saat itu hingga kondisi tersebut! 

Saya konsultasi dengan Kasie Pembinaan SD, Joel Wanis. Sitali dua kuthang beliau justru memacu saya untuk berfikir lebih tajam lagi, hufffff bathin ku benar benar menjerit. 

Belum lagi saya harus melunasi janji saya dengan ketua APSI untuk menyerahkan tulisan saya. Fikiran ku mulai berkecamuk, aku larut dalam sebuah kekalutan apalagi membayamgkan akan banyak tinta merah menghiasi setiap lembaran tulisan ku. 

Tiba tiba HP ku berdering " ketua APSI memanggil" sesuai janji saya tunggu karya anda di ruangan saya" Tegas, aku tersenyum dan mnjawab siap untuk diantar.

dua hari tulisanku bersama ketua APSI hingga beliau mengabarkan ada beberapa kerangka penulisan yg harus diperbaiki. Aku berusaha menutupi rasa lelah setelah mendapatkan khabar dari beliau. 

Bayangkan 10 malam aku mengeluarkan segenap ide dan aku tuangkan dalam sebuah tulisan namun masih ada yg harus aku perbaiki. Belum lagi minggu tersebut merupakan minggu paling dahsyat aku perang konsep dengan konsultan. 

Setelah aku perbaiki sesuai dengan petunjuk ketua APSI, tulisan ku serahkan kepada Kasie Pembinaan. Pada saat menyerahkan di sana sudah ada Kadis Pendidikan Pijay dan ibu Korwas Afriani Ishaq. Mereka secara bersama sama mulai mbedah tulisan saya, aq berharap keluar kalimat dari mereka, sudah Bagus.

Rupanya tebakan ku meleset, ya Allah belum berakhir rupanya. Mereka menyarankan saya untuk memperbaiki beberapa kalimat, sementara deadline mau berakhir.

Dengan segera aku balik kanan dan pulang, membuka laptop. Aku hubungi konsultan dan mengambarkan kondisi yang sebenar nya. Segera perbaiki! tanggap nya singkat.

Jam 3 dini hari aku masih di depan laptop mengeja kata perkata dan re cek dari setiap kalimat yang aku ubah.

Tiba tiba masuk inbok " WAKTU ANDA TERBATAS, JADI JANGAN MEMBUANG BUANG WAKTU, JANGAN TERJEBAK PADA DOGMA  YG MBUAT KAMU BERHENTI UNTUK BERFIKIR, BERANILAH UNT MNGIKUTI SUARA HATI DAN INTUISI KAMU". 

Hmmmmm, Konsultan WA saya dan saya yakin beliau sedang menikmati secangkir kopi tanpa sedikitpun menyakan khabr ku disini " TEGA DAN KEJAM".

Tanggal 20 Oktober 2020 kemaren dalam Waktu bersamaan Pak Doto Istiarsyah, Konsultan mengirim pesan ke WA saya,  sama sama surat Keputusan Dirjen GTK. Sepintas aku buka SK  tersebut dan akhirnya melewatkan begitu saja. 

Aku tidak benar benar tidak paham dan tidak  mengetahui persis apa isi SK tersebut, apalagi hubungan nya dengan saya. 30 Menit kemudian masuk WA dari ketua APSI juga memgirim  SK yg sama namun kali ini diawali kalimat SELAMAT UNTUK SAYA.

Kisah Perjuangan Mukhlis, Kepala SDN 3 Ulim dalam Meraih Finalis Penghargaan GTK Dikmen Diksus Kepala Sekolah Dedikatif, Inovatif dan Inspiratif Tingkat Nasional

Setelah membaca SK tersebut, aku langsung membayangkan wajah wajah mereka yang begitu tulus dan ikhlas dalam melewati semua ini. 

Aku masih teringat almarhum ayah berpesan "jika kamu ingin hebat kelak, maka kamu harus mnjadi orang yg ikhlas" mungkin karena itu juga aku diberi nama “MUKHLIS” dengan makna orang yang IKHLAS.

Harapanku berikutnya semoga aku bisa mnjadi orang Ikhlas seperti mereka.

Pijay, 23 Oktober 2020.