Kisah Pilu Tsunami Aceh
Sumber gambar: Kompas.com |
Kuceritakan kisah pilu ini kepada anak-anak kami...
26 Desember 2004 yang lalu batas pantai ini surut sejauh lebih kurang 1 Km membentuk gundukan gelombang yang tinggi di kejauhan. Dalam tempo yang sekejap gunung air itu melaju kencang dan pecah menghempas melewati batas pantai.
Memburu seluruh isi kampung dan perkotaan dengan membawa aroma belerang.
Mayat mayat bergelimpangan....
Bayi, remaja, manusia dewasa hingga lansia.... Ratusan ribu jumlahnya.... Meregang nyawa... Innaalillahi wainnaa ilaihi raaji'uun.
Sungguh keras peringatan Allah untuk melembutkan hati kita yang mungkin sudah jauh melampaui batas.
Seluruh dunia terpana
Bahu membahu manusia dari seluruh dunia... Bukan cuma berkata kata...
Mereka bangkitkan semangat kita untuk survive di tengah bencana.. Datang mereka ke Kutaraja...
Sekarang... Berubah... Seluruh puing puing sudah menjelma, megah, menjadi bangunan bangunan indah.
Kita pun harus berubah
Dari kufur menjadi syukur nikmat
Pun tidak cukup hanya dengan kalimat
Harus diwujudkan dalam bentuk kerelaan meningkatkan sedekah infaq dan zakat...
Berbagi dan berpartisipasi menciptakan keseimbangan alam.
Ya Allah...
Ampuni kami
Ampuni kami
Ampuni kami ya Allah
Penulis: Muhammad Yamin Abduh