Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget Atas Posting

Perjalanan Kata Hoax dari Masa ke Masa

Kata 'Hoax' yang diserap ke dalam Bahasa Indonesia menjadi 'Hoaks' adalah istilah untuk sebuah informasi yang berisi kebohongan, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hal ini mengacu pada sumber informasi tersebut yang tidak jelas dari mana dan diragukan kebenarannya.

Perjalanan Kata Hoax dari Masa ke Masa
Sumber gambar: Merdeka.com

Di era digital yang semakin maju saat ini, hoax semakin mudah disebarluaskan kepada banyak pengguna media elektronik. Tidak lagi membutuhkan bisikan dari mulut ke mulut, tetapi langsung berupa tulisan, tayangan, dan media serupa lainnya.

Namun jauh sebelum sekarang, hoax sebenarnya sudah eksis sejak zaman dahulu, termasuk zaman para Nabi, baik sebelum diangkat maupun setelahnya.

Di antara banyaknya hoax yang terjadi pada zaman para Nabi adalah kejadian Adam dan Istrinya yang diturunkan dari surga akibat menjalankan larangan dari Allah SWT.

Adam beserta Istrinya mulanya diberi peringatan dan larangan oleh Allah SWT supaya tidak mendekati pohon terlarang. Akan tetapi, oleh Iblis, Adam dan Istrinya dibuai dan dihasut supaya mendekati pohon terlarang, bahkan juga memakan buah dari pohon tersebut. Pohon dan buah tersebut oleh Iblis dinamakan Pohon atau Buah Khuldi. Allah SWT sendiri tidak pernah menyebutkan nama atau pun jenis pohon serta buah terlarang tersebut. Hanya Iblislah yang menamakan pohon atau buah tersebut sebagai Pohon Khuldi (Pohon Keabadian) (QS. Thaha:11).

Hoax lainnya juga menimpa Nabi Nuh AS yang dikabarkan oleh kaumnya sebagai orang gila karena telah mendirikan sebuah bahtera di kala musim kemarau (QS. Al-Qamar:9).

Ibunda Nabi Isa AS, Siti Maryam, juga diterpa hoax terhadap dirinya yang telah melahirkan putranya dari hasil perzinahan. Sampai-sampai Allah SWT menurunkan ayat untuk 'mengklarifikasi' berita bohong tersebut (QS. Maryam:28).

Pada zaman kenabian Muhammad SAW, istri Nabi yang bernama 'Aisyah juga sempat terserang hoax oleh orang-orang munafik Madinah. Dalam sebuah perjalanan, Aisyah terpisah dari rombongan karena hendak mencari kalung saudaranya yang tertinggal. Aisyah pun menunggu hingga ketiduran. Saat itu, Shafwan bin Al Muthal juga tertinggal dari rombongan. Shafwan lalu meminta Aisyah segera naik ke atas unta, sementara ia sendiri memegang tali kendali untanya tanpa menoleh dan berbicara dengan Aisyah.

Abdullah bin Ubay yang melihat hal itu, merasa mendapatkan ilham untuk menyerang Rasulullah. Ia pun menyusun rencana memfitnah Aisyah telah berselingkuh dan berzina.

Tentunya masih banyak lagi hoax yang beredar pada zaman itu. Dalam ajaran Islam sendiri disebutkan bahwa ketika kita mendapatkan sebuah berita yang dibawa oleh orang fasik, supaya bertabayyun (diteliti) terlebih dahulu, supaya jangan sampai berita tersebut menimbulkan suatu bahaya kepada suatu kaum atas dasar kebodohan (QS. Al-Hujurat:6).

Pada akhirnya ini adalah tugas kita semua untuk selalu membentengi dan mengedukasi diri tentang bahaya hoax. Hoax bisa datang dari mana saja dan dari siapa saja, bahkan mungkin orang terdekat kita. Seyogyanya kita harus mencermati asal muasal segala informasi yang kita dapat, sehingga informasi tersebut apabila salah, tidak akan merugikan kita maupun orang lain.

______

Sumber dan Referensi:

1. KBBI Daring: Hoaks

2. Al-Qur'an

3. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim karya Ibnu Katsir, 5:500.

Penulis: Theo Rojnapat-Suthiluck. Artikel diambil dari Grup Ruang Pengetahuan